Selasa, 16 Oktober 2012

Kepingan Cinta Lalu oleh Helga Rif




“... tidak akan ada yang bisa menyakitimu dengan demikian besarnya, kecuali orang yang terdekat denganmu.”

Semua bermula di Radio Gema Surabaya. Saat itu Satira sedang mengantri untuk membeli tiket konser band MLTR (Michael Learns To Rock). Di sana dia bertemu dengan seorang pemuda. Bisa dibilang Satira jatuh cinta pada pandangan pertama dengan pemuda tersebut. Tapi sayangnya mereka tidak berkenalan, tidak menanyakan nama satu sama lain.
Siapa yang sangka takdir menemuukan mereka kembali beberapa hari kemudian?
Intan, sahabat Satira, ingin mengenalkan Satira dengan seorang cowok yang telah berhasil membuat dia jatuh cinta. Cowok itu bernama Arga, dia adalah cowok yang di jumpai Satira beberapa hari yang lalu di Radio. Mereka berdua tentu merasa kaget karena bisa bertemu lagi.
Sejujurnya Satira dan Arga saling menyukai, tapi karena Satira tahu bahwa Intan, sahabatnya juga mencintai Arga, Satira lebih memilih untuk memendam perasaannya kepada Arga dan mulai menjaga jarak. Tapi siapa sangka, agar Arga bisa lebih dekat dengan Satira dia menjadi pacarnya Intan.
Satira tahu kalau Arga menjadi pacar Intan hanya untuk dekat dengannya, awalnya Satira menolak keras perasaan dan sikap care Arga yang baik kepadanya. Tapi lama-kelamaan Satira mulai menikmati perhatian yang diberikan Arga untuknya.
Mau seberapa besar usaha untuk menutupi hubungan mereka, akhirnya pasti akan ketahuan. Hubungan mereka akhirnya ketahuan oleh Intan. Reaksi Intan? Tentu saja marah, tidak hanya marah. Intan malah memutuskan persahabatannya dengan Satira. Dan yang lebih parah, Mama Satira mengetahui perbuatan yang dilakukan oleh anaknya. Sehingga membuat Satira akan diawasi lebih ketat. Pulang-pergi kuliah bersama supir. Hp disita. Belum cukup sampai di situ, Satira harus kehilangan Arga yang mengundurkan diri dari universitas dan pergi entah kemana beberapa minggu kemudian setelah peristiwa itu terjadi.
Tujuh tahun kemudian...
Satira telah menjadi vokalis band jazz yang cukup terkenal di Indonesia sehingga mengadakan show di luar kota. Dan saat ini band jazz Satira sedang berada di Bali. Siapa yang sangka di Pulau Dewata Bali dia akan bertemu dengan Arga?
Selama tujuh tahun mereka tidak bertemu dan berkomunikasi lagi. Dan saat bertemu dengan Arga, perasaan Satira sakit. Dia masih sakit hati dengan sikap Arga yang pergi entah kemana tanpa memberi kabar kepadanya.
Arga datang kembali ke kehidupan Satira. Dia ingin memulai semuanya dari awal. Dia ingin memperbaiki kesalahan yang dilakukannya di masa lalu. Bagaimana dengan Satira? Apakah dia akan menerima dan memberikan Arga kesempatan kedua? Apakah Satira masih mencintai Arga seperti tujuh tahun yang lalu? Bagaimana dengan Ardian yang selama empat bulan ini telah menjadi kekasih Satira? Apakah dia tidak memiliki arti yang penting bagi Satira? Silahkan dibaca selengkapnya ^^
Sesuatu sekali kemaren ada waktu luang untuk baca novel. Sangat sangat bersyukur bisa baca novel lagi walaupun udah nggak bisa sesering dulu. Ini pun aku sempat baca karena benar-benar punya waktu luang.
Oke, novel ini adalah karya kedua mbak Helga yang aku baca. Aku mempunyai ekspetasi yang tinggi untuk novel ini. Kenapa? Karena saat membaca karya pertamanya aku sangat sangat suka banget. Tapi sayangnya untuk novel kedua ini aku kurang suka.
Di awal cerita aku sudah ilfeel berat dengan sosok Satira yang menurutku bodoh. Maaf yah pakai kata kasar, tapi ini benaran BETE abis sama sosok Satira yang disini. Mungkin sikap dia seperti itu karena dia yang masih lugu? Tapi di usia 18 tahun harusnya dan sudah seharusnya bisa dong membedakan mana yang benar dan mana yang salah? -____-“
Benar-benar datar banget perasaan aku saat membaca novel ini, yang ada malah aku selalu merutuki setiap kebodohan yang dilakukan oleh Satira. Maaf mbak Helga, untuk karya yang kedua ini aku kurang suka. Mungkin karena udah ilfeel berat sama sosok Satira di awal kali yah? Dan untuk sosok Arga di sini, aku sudah memasukkannya kedalam blacklist!
Ini hanya pendapatku loh yah, jadi yang memang kepingin baca yah silahkan dibaca. Kan selera masing-masing orang berbeda. Jadi untuk novel ini, mungkin karena bukan selera aku atau faktor apa sehingga aku kurang suka sama novel ini. Hanya satu yang aku suka dari novel ini, yaitu covernya yang cukup memikat hati :D

Kita tidak pernah bisa menolak kepada siapa kita jatuh cinta. Bukan kepada wajah, tubuh, dan apa yang dia miliki, tetapi kepada hatinyalah kita jatuh cinta. Dan, semua itu tidak dapat kita hindari, tidak dapat kita ingkari.

2/5

by. Hayati  (✿◠‿◠)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar