“Dan gue kasih tahu lo, yang kita sebut sahabat sejati... itu ORANG YANG
NGGAK PERNAH BERHENTI PERCAYA SAMA SAHABATNYA SENDIRI, WALAUPUN DIA UDAH NGGAK
PERCAYA LAGI SAMA KITA! YANG NGGAK PERNAH PERGI, APA PUN YANG TERJADI!!! KARENA
GUE PERCAYA, PERSAHABATAN KITA ITU TALINYA KUAT BANGET, DAN NGGAK GAMPANG BUAT
DIPUTUSIN SAMA MASALAH CEMEN GINI!!”
Awalnya aku nggak begitu tertarik sama
novel ini, karna aku jujur saja kurang menyukai novel yang bertemakan dark,
bisa di bilang mental aku mental anak SD yang penakut. Tapi mau gimana lagi?
Udah kayak gini dari awal, kalau udah takut mau di apakan juga tetap takut.
Tapi karna salah satu temanku di EKC rekomendasikan novel ini dan dia pun
bersedia dengan senang hati meminjamkan novel ini kepada aku jadi aku baca.
Sebelumnya aku emang udah pernah dengar
soal novel ini yang katanya emang dark. Saat aku baca awal-awal jujur aku
bingung banget banget banget. Terus rada-rada bosan gitu tapi karna rasa
penasaran yang begitu besar aku terus lanjutin sampai ke halaman terakhir.
Komentar aku soal buku ini... mm...
ceritanya yang nggak ketebak di awal-awal dan membuat penasaran sehingga nggak
mau berhenti bacanya. Dan apa yang orang-orang bilang tentang novel ini ‘dark’
emang bener banget! Aku setuju, novel ini ‘dark’nya dapat banget! Aku acungin
jempol untuk mbak Farida yang sukses menuliskan tokoh utama cowok pada
novelnya. Karna jarang banget penulis cewek membuat tokoh utamanya itu cowok.
Dan aku kasih nilai 7 untuk novel ini ^^
Sinopsis :
"Hei! Kenapa menggantungkan itu?"
"Biar hujan nggak turun."
"Memangnya kenapa kalau turun?"
"Aku akan keburu mati sebelum aku
bunuh diri."
"Kamu mau bunuh diri?"
"Ya, asal nggak hujan."
"..."
Itulah line pembuka yang mengisi halaman
pertama buku ini. Line penting yang berpengaruh besar terhadap takdir
tokoh-tokohnya, yang tentu saja berkaitan dengan hujan.Adalah Leo, seorang anak
SMA yang baru saja dipukuli, yang tiba-tiba saja melihat seorang gadis yang
sedang menggantungkan teru-teru bozu--penangkal hujan--di pohon sebelahnya. Ia,
saking herannya, tanpa sadar bertanya pada gadis itu tentang apa yang sedang
gadis itu lakukan. Dan gadis itu berkata ia melakukannya untuk persiapan bunuh
diri!
Sebenarnya Leo ingin melupakannya; dia
terlalu skeptis untuk mengurusi orang lain. Sejak ia kabur dari rumah setelah
kepergian teman pertamanya, Leo sudah tidak peduli lagi pada apapun. Ia sudah
permanen memakai topeng tersenyum di wajahnya, menghasilkan imej maya
itu--dirinya yang cuek, enerjik, sinis, liar, dan brutal. Sesuatu yang ia pakai
di permukaan agar tampak bahagia selalu, menutupi keantisosialannya yang
tersembunyi dalam dirinya. Kebencian dan ketidakpercayaannya pada dunia.
Tapi Leo ternyata benar-benar tidak bisa
mengabaikannya. Ia bertemu dengan gadis itu lagi di kamar mandi sekolahnya,
saat gadis itu sedang mencoba bunuh diri! Leo awalnya enggan untuk
menyelamatkan gadis itu. Tapi setelah percakapan singkat sebelum kematian gadis
itu, ternyata sesuatu berjalan di luar rencananya: gadis itu ternyata mirip
dengan teman pertamanya...
Disadarinya atau tidak, di sanalah semuanya
berubah. Di sanalah titik balik segala masalah Leo. Yang akan mengorek kembali
masa lalunya, maupun masa lalu gadis itu. Yang akan mengusik sisi-sisi mereka
yang terdalam. Yang membenturkan secara brutal apa-apa yang selama ini mereka
percayai. Menghasilkan hubungan "benci-terikat" yang kompleks, yang
tidak bisa Leo hindari. Segala rasa sakit, rasa hangat, kasih sayang,
kebencian, dan pengkhianatan, mewarnai penuh hubungan rapuh mereka. Baik antara
Leo dengan gadis itu, Spiza, maupun dengan orang-orang di sekitar mereka. Yang
mengubah jalan hidup mereka selamanya.
Dan di atas segalanya, hanya satu yang bisa
Leo pegang,yaitu dirinya dan Spiza, adalah orang-orang yang sama-sama tidak
bahagia, dan sama-sama membenci hujan.Dan hanya itulah yang bisa mereka
mengerti bersama, tanpa bisa dibagi pada dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar