Holla~
Lama banget yah aku nggak nge-post lagi di blog. Hiksss :’(
Bukan karna aku nggak ada waktu buat baca novel (kalo baca novel mah aku
selaluuuu :D) tapi gak sempat buat resensinya pas aku selesai baca novel.
Padahal banyak banget novel yang udah aku baca. Maaf...
Kali ini aku balik lagi dengan novel ‘aku, kamu, kita’ oleh
Orina Fazrina. Hmm... aku baru selesai bacanya tadi. Sebenarnya novel ini nggak
aku masukkan ke dalam list novel. Tapi waktu aku ke Gramed liat novel ini aku
jadi kepengen beli. Yang membuat aku jadi beli novel ini adalah covernya yang
sweet banget! Aku sukaaa banget sama covernya. Pas aku mulai baca ceritanya,
aku emang nggak terlalu mengharapkan ceritanya gimana gitu, karna feeling aku
mengatakan kalau novel ini ceritanya tidak ‘Wah’ tapi aku masih berpikir
positif aja.
Saat aku mulai membaca dan semakin masuk ke ceritanya, aku
berpikir bahwa ceritanya mirip dengan novelnya mbak Monica Petra yang berjudul
Circle Love.. Iya! Ceritanya mirip banget, yaitu menceritakan perjalanan si
tokoh novel untuk menemukan jodohnya.
Saat hampir selesai membacanya aku masih berharap akan
mendapatkan kejutan, tapi sayangnya nggak ada kejutan yang berarti. Sepertinya
imajinasiku saja yang terlalu lebay.
Buat aku novel ini masih banyak kekurangannya, selain itu
tulisannya masih agak canggung gitu nggak mengalir dan agak membosankan. Dari
segi tema cerita pun buat aku standar banget, endingnya juga. Ceritanya sama
sekali gak berkesan di hati, maaf yah mbak Orina. Yang membuat novel ini
menjadi bagus hanya satu yaitu covernya yang sweet banget. Aku kasi nilai 6
untuk novel ini.
Sinopsis :
Ia merangkul
bahuku dengan tangan kirinya.
“Melamunkan
apa?” tanyanya sambil memandangku lembut.
“Cerita kita.”
Ia menaikkan
alisnya. Menatapku penuh tanya.
“Perjalananku
hingga akhirnya menemukanmu,” terangku sambil tersenyum hangat.
Lalu jemari
kami bertaut, saling menggenggam erat, seolah tak ingin terpisah sedetik pun.
Selamanya.
Ini adalah
cerita [encarian cinta, sakitnya merasakan cinta sepihak lalu berakhir dengan
menemukan pasangan jiwa yang sebenarnya. Semestinya, mencintai adalah
memberikan hati kita seutuhnya tanpa mengharap balasan, seperti hujan yang
tulus menjatuhkan airnya ke bumi.
Percayalah,
Tuhan menciptakan setiap makhluknya berpasang-pasangan dan akan
mempertemukannya dalam kisah dan waktu yang berbeda.
bagus, bagus, bagus :)
BalasHapusada novel kaya gtu dimana yaa :D