Senin, 14 Mei 2012

Aku, kamu, kita oleh Orina Fazrina



Akhirnya aku menemukanmu di ujung penantiannku...
Holla~
Lama banget yah aku nggak nge-post lagi di blog. Hiksss :’( Bukan karna aku nggak ada waktu buat baca novel (kalo baca novel mah aku selaluuuu :D) tapi gak sempat buat resensinya pas aku selesai baca novel. Padahal banyak banget novel yang udah aku baca. Maaf...
Kali ini aku balik lagi dengan novel ‘aku, kamu, kita’ oleh Orina Fazrina. Hmm... aku baru selesai bacanya tadi. Sebenarnya novel ini nggak aku masukkan ke dalam list novel. Tapi waktu aku ke Gramed liat novel ini aku jadi kepengen beli. Yang membuat aku jadi beli novel ini adalah covernya yang sweet banget! Aku sukaaa banget sama covernya. Pas aku mulai baca ceritanya, aku emang nggak terlalu mengharapkan ceritanya gimana gitu, karna feeling aku mengatakan kalau novel ini ceritanya tidak ‘Wah’ tapi aku masih berpikir positif aja.
Saat aku mulai membaca dan semakin masuk ke ceritanya, aku berpikir bahwa ceritanya mirip dengan novelnya mbak Monica Petra yang berjudul Circle Love.. Iya! Ceritanya mirip banget, yaitu menceritakan perjalanan si tokoh novel untuk menemukan jodohnya.
Saat hampir selesai membacanya aku masih berharap akan mendapatkan kejutan, tapi sayangnya nggak ada kejutan yang berarti. Sepertinya imajinasiku saja yang terlalu lebay.
Buat aku novel ini masih banyak kekurangannya, selain itu tulisannya masih agak canggung gitu nggak mengalir dan agak membosankan. Dari segi tema cerita pun buat aku standar banget, endingnya juga. Ceritanya sama sekali gak berkesan di hati, maaf yah mbak Orina. Yang membuat novel ini menjadi bagus hanya satu yaitu covernya yang sweet banget. Aku kasi nilai 6 untuk novel ini.
Sinopsis :
Ia merangkul bahuku dengan tangan kirinya.
“Melamunkan apa?” tanyanya sambil memandangku lembut.
“Cerita kita.”
Ia menaikkan alisnya. Menatapku penuh tanya.
“Perjalananku hingga akhirnya menemukanmu,” terangku sambil tersenyum hangat.
Lalu jemari kami bertaut, saling menggenggam erat, seolah tak ingin terpisah sedetik pun. Selamanya.
Ini adalah cerita [encarian cinta, sakitnya merasakan cinta sepihak lalu berakhir dengan menemukan pasangan jiwa yang sebenarnya. Semestinya, mencintai adalah memberikan hati kita seutuhnya tanpa mengharap balasan, seperti hujan yang tulus menjatuhkan airnya ke bumi.
Percayalah, Tuhan menciptakan setiap makhluknya berpasang-pasangan dan akan mempertemukannya dalam kisah dan waktu yang berbeda.

1 komentar: