Karena batas cinta dan benci itu
sangatlah tipis, lebih tipis dari lapisan bawang
Pengkhianatan yang di alami
oleh Irni membuat dia anti terhadap cinta dan lelaki. Tetapi semuanya berubah
saat dia bertemu Rizi, lelaki yang berusia 16 tahun lebih muda darinya. Dan
entahlah takdir atau kebetulan ternyata Rizi adalah anak dari mantan
selingkuhannya yang telah menyakiti serta mencabik-cabik hatinya dan membuat
Irni bersumpah untuk membalas dendam suatu hari nanti kepada Adrian dan
keluarganya.
Rencana yang di pikirkan
Irni berjalan dengan mulus, tanpa perlu susah payah mendekatkan diri kepada
Rizi karena Rizi dengan sedang hati mendekatinya dan membuat Irni semakin nafsu
untuk segera balas dendam.
Setelah menikah, semua
pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci, dan membereskan apartemen semuanya di
lakukan oleh Rizi. Irni hanya tinggal bersantai-santai saja. Betapa indahnya
hidup, itulah yang di pikirkan Irni. Hidupnya indah, dan pastinya
kebahagiaannya akan lebih indah dan lengkap jika dia bisa dengan sukses balas
dendam kepada Adrian beserta keluarganya.
Tapi sayangnya rencana
balas dendamnya tidak berjalan mulus. Pada suatu hari, Rizi memergoki Irni yang
sedang berselingkuh dengan Dimas, dan dengan nafsunya Rizi memukul Dimas hingga
babak belur. Dan setelah kejadian itu rumah tangga mereka menjadi dingin karena
tidak ada tegur sapa lagi yang biasa di lakukan oleh Rizi. Irni pikir setelah
kejadian ini Rizi akan segera menceraikannya. Tapi ternyata dia salah karena
Rizi tidak pernah menceraikannya.
Hari yang di lewati Irni
selalu di penuhi dengan pikiran untuk balas dendam kepada Adrian. Selalu dan
selalu. Hanya balas dendamlah yang selalu di pikirkannya. Sampai pada suatu
hari, dia harus kehilangan orang yang di sayanginya. Balas dendam yang di
rencanakan olehnya malah membuatnya tersakiti, kehilangan dan membuatnya
menyesali semua, semua yang telah di lakukannya selama ini.
Seberapa lama pun dia
menunggu, bahkan sampai akhir hayatnya pun orang yang di sayanginya tidak akan
pernah kembali. Masa tuanya hanya akan di jalani dengan bayangan-bayangan masa
lalunya yang suram serta perasaan bersalahnya.
“tidak ada gunanya mencegah waktu untuk berhenti di
tempat.”
Aku tahu novel ini karena
iseng mengubek-ngubek sebuah toko online dan menemukan novel ini. Dan ada
komentar yang mengatakan bahwa novel ini amazing, dan membuatnya menangis
karena bagian akhirnya. Karena penasaran aku segera memasukkanya ke dalam
wishlist.
Saat pertama kali membaca
aku merasa cerita ini pasti mirip dengan cerita sinetron. Aku sama sekali nggak
menyangka dengan endingnya, dan aku salah, karena ceritanya tidak sepenuhnya
seperti sinetron.
Novel ini memberikan kita
pelajaran, bahwa balas dendam hanya akan memberikan kesesengsaraan. Hanya akan
memberikan luka dan perasaan bersalah. Sebenci apa pun kita balas dendam
bukanlah solusi sebuah masalah. Ikhlas dan jadikan itu sebuah pengalaman agar
suatu saat dan di masa mendatang kita tidak mengulanginya lagi. Dan memaafkan.
Karena jika kita telah memaafkan hati kita akan lebih tenang. Itulah yang perlu
kita lakukan.
Buat aku novel ini sangat
sangat sangat luar biasa, aku suka sama ceritanya dan memberikan pelajaran.
Saat selesai membaca novel ini aku langsung memanjatkan doa agar apa yang
terjadi kepada Irni tidak menimpaku karena sejujurnya aku tidak bisa
membayangkan menjalani hari-hari tuaku dengan perasaan tidak dapat membedakan yang mana yang hitam dan yang putih dan aku saat
ini... Benar-benar menyesali semuanya. Itulah kalimat terakhir dari novel
ini, endingnya membuat hati aku sakit karena aku nggak kuat membayangkan
kehidupan Irni selanjutnya mungkin jika aku jadi Irni aku akan gila atau berdoa
agar aku hilang ingatan. Menunggu orang yang di cintainya datang, tidak bisa
menerima kenyataan serta menyesali semua yang telah di lakukan. Endingnya
benar-benar memporak-porandakan perasaan. Menghancurkan hati aku dan membuat
aku nangis sejadi-jadinya.
Ingatan seperti pisau, begitu tajam dan
bahkan bisa melukai si pemegangnya sendiri.
4/5
by.
Hayati (✿◠‿◠)