Dalam hidup ini, lama-lama kita akan
menyadari bahwa kita tidak akan henti-hentinya diterpa masalah.
Lianka, adalah seorang
gadis miskin yang tinggal sebatang kara. Ayahnya meninggal saat dia berusia 5
tahun karena kanker paru-paru dan Ibunya meninggal saat dia duduk di bangku
SMA. Sebelum meninggal Ibunya memberitahu Lianka, bahwa dia masih memiliki
seorang nenek, dan Ibunya ingin Lianka tinggal di rumah neneknya saat dia telah
tiada.
Dua hari setelah kepergian
Ibunya, Lianka pergi menemui sang nenek. Awalnya dia hanya ingin tahu seperti
apa rumah neneknya dan sosok sang nenek. Tapi tanpa di sangka neneknya
menyambutnya dengan ramah. Saat tinggal di rumah Oma Tin, panggilan akrab
neneknya, Lianka kaget karna ternyata dia sepupuan dengan Pascal, Linus dan
Prisil teman sekelasnya di sekolah yang sangat angkuh dan satu rumah dengan
Feriz, anak baru yang sangat misterius.
Setelah tinggal di rumah
beratap bugenvil, begitu Lianka menjuluki rumah omanya, ternyata begitu banyak
rahasia yang tersimpan di rumahnya. Masa lalu Omanya, rahasia tentang Om
Andros, Papanya serta anak-anak Oma lainnya. Semua masa lalu itu ternyata
saling berhubungan dan membuka pintu bagi Lianka untuk mengetahui seperti apa
masa lalu dan rahasia yang di simpan rapat oleh Omanya.
Di sisi lain, hubungan
Lianka dan Feriz mulai dekat dan Feriz menceritakan sebuah rahasia tentang
keluarganya dan Ayahnya yang ternyata ada hubungannya dengan Om Andros. Jadi
sebenarnya rahasia apa dan masa lalu seperti apa yang tersimpan rapat itu? Dan
siapakah Om Andros itu? Berhasilkan Lianka mencari potongan puzzle tersebut dan
menguak semuanya? Silahkan di baca selengkapnya ^^
Saat membaca novel ini,
jujur sejujurnya aku sangat-sangat ilfeel dengan sifat Lianka yang menurutku
ceroboh sekali. Selain itu dia juga memiliki ego yang tinggi. Benar-benar kesal
sekali. Tapi saat bagian pertengahan aku sangat kagum dengan sifat Lianka yang
menurutku sangat baik, pengertian, dan dewasa. Walaupun di awal aku sempat
ilfeel.
“Mulai sekarang, kamu tidak
usah memikirkannya. Menurutku sih, homo atau tidak, mereka sudah terlahir begitu.
Atau... mungkin juga karena pengaruh masa lalu, aku juga tidak mengerti. Kamu
tidak bisa menyalahkan ayahmu. Kamu juga tidak bisa menyalahkan ibumu karena
meninggalkan ayahmu. Mungkin dia sangat terpukul. Dan yang terutama, kamu juga
tak bisa menyalahkan dirimu sendiri. Punya ayah homo bukanlah hal terburuk di
dunia. Itu tidak bisa membuatmu mati, kan? Aku sendiri punya paman homo, dan
aku merasa biasa-biasa saja. Sekarang jangan pikirkan lagi, bisa merusak
jiwamu. Mengerti?”
Saat membaca dialog di atas
hati aku tersentak dan terharu dengan perkataan Lianka, ternyata di balik sifat
cueknya dan sembrononya, Lianka memiliki hati yang begitu baik serta pemikiran
yang dewasa. Dan untuk ceritanya sendiri buat aku bagus, walaupun dari awal
sudah ketebak jalan ceritanya tapi aku tetap bisa menikmati buku ini sampai
habis.
Manusia hidup untuk masa depan, bukan
untuk masa lalu.
3/5
by.
Hayati (✿◠‿◠)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar