Sabtu, 14 Juli 2012

Rumah Beratap Bugenvil oleh Agnes Jessica




Dalam hidup ini, lama-lama kita akan menyadari bahwa kita tidak akan henti-hentinya diterpa masalah.

Lianka, adalah seorang gadis miskin yang tinggal sebatang kara. Ayahnya meninggal saat dia berusia 5 tahun karena kanker paru-paru dan Ibunya meninggal saat dia duduk di bangku SMA. Sebelum meninggal Ibunya memberitahu Lianka, bahwa dia masih memiliki seorang nenek, dan Ibunya ingin Lianka tinggal di rumah neneknya saat dia telah tiada.
Dua hari setelah kepergian Ibunya, Lianka pergi menemui sang nenek. Awalnya dia hanya ingin tahu seperti apa rumah neneknya dan sosok sang nenek. Tapi tanpa di sangka neneknya menyambutnya dengan ramah. Saat tinggal di rumah Oma Tin, panggilan akrab neneknya, Lianka kaget karna ternyata dia sepupuan dengan Pascal, Linus dan Prisil teman sekelasnya di sekolah yang sangat angkuh dan satu rumah dengan Feriz, anak baru yang sangat misterius.
Setelah tinggal di rumah beratap bugenvil, begitu Lianka menjuluki rumah omanya, ternyata begitu banyak rahasia yang tersimpan di rumahnya. Masa lalu Omanya, rahasia tentang Om Andros, Papanya serta anak-anak Oma lainnya. Semua masa lalu itu ternyata saling berhubungan dan membuka pintu bagi Lianka untuk mengetahui seperti apa masa lalu dan rahasia yang di simpan rapat oleh Omanya.
Di sisi lain, hubungan Lianka dan Feriz mulai dekat dan Feriz menceritakan sebuah rahasia tentang keluarganya dan Ayahnya yang ternyata ada hubungannya dengan Om Andros. Jadi sebenarnya rahasia apa dan masa lalu seperti apa yang tersimpan rapat itu? Dan siapakah Om Andros itu? Berhasilkan Lianka mencari potongan puzzle tersebut dan menguak semuanya? Silahkan di baca selengkapnya ^^
Saat membaca novel ini, jujur sejujurnya aku sangat-sangat ilfeel dengan sifat Lianka yang menurutku ceroboh sekali. Selain itu dia juga memiliki ego yang tinggi. Benar-benar kesal sekali. Tapi saat bagian pertengahan aku sangat kagum dengan sifat Lianka yang menurutku sangat baik, pengertian, dan dewasa. Walaupun di awal aku sempat ilfeel.
“Mulai sekarang, kamu tidak usah memikirkannya. Menurutku sih, homo atau tidak, mereka sudah terlahir begitu. Atau... mungkin juga karena pengaruh masa lalu, aku juga tidak mengerti. Kamu tidak bisa menyalahkan ayahmu. Kamu juga tidak bisa menyalahkan ibumu karena meninggalkan ayahmu. Mungkin dia sangat terpukul. Dan yang terutama, kamu juga tak bisa menyalahkan dirimu sendiri. Punya ayah homo bukanlah hal terburuk di dunia. Itu tidak bisa membuatmu mati, kan? Aku sendiri punya paman homo, dan aku merasa biasa-biasa saja. Sekarang jangan pikirkan lagi, bisa merusak jiwamu. Mengerti?”
Saat membaca dialog di atas hati aku tersentak dan terharu dengan perkataan Lianka, ternyata di balik sifat cueknya dan sembrononya, Lianka memiliki hati yang begitu baik serta pemikiran yang dewasa. Dan untuk ceritanya sendiri buat aku bagus, walaupun dari awal sudah ketebak jalan ceritanya tapi aku tetap bisa menikmati buku ini sampai habis.

Manusia hidup untuk masa depan, bukan untuk masa lalu.

3/5

by. Hayati  (✿◠‿◠)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar