Lentera itu tidak seperti lampu yang terang
benderang. Cahayanya redup, tapi tetap bisa menerangi orang lain. Lentera tidak
seperti lampu yang bisa menyala terang hanya dengan menekan tombol. Banyak
proses yang harus dilalui lentera sebelum bisa memberikan cahaya. Dia butuh
minyak, butuh sumbu, butuh api. Semua itu harus dipenuhi oleh lentera sebelum
memberikan cahaya, yang bahkan tidak begitu terang. Tapi itulah lentera.
Walaupun harus melalui perjalanan yang rida begitu terang, dia tetap menyala,
memberikan cahaya pada siapa pun yang membutuhkannya. Dia menerangi dalam
keterbatasannya.
Jujur aku suka banget sama
kata-kata di atas. Dan kata-kata itu aku copas dari novel yang baru aja selesai
aku baca! Yups!! Rumah Lentera karya Neni Jahar. Sebelumnya aku udah baca novel
pertama mbak Neni yaitu Finding Reality yang buat aku bagus banget. Dan Rumah
Lentera adalah novel TeenLit kedua mbak Neni yang buatku juga bagus dan nggak
mengecewakan. Novel ini amat sangat bagus karena memberikan pesan moral yang
banyak, yaitu jangan sampai kita menyesal akan perbuatan dan keputusan yang
telah kita ambil, selain itu novel ini juga memberikan arti bagaimana
pentingnya keluarga serta sosok orang tua yang kasihnya tidak pernah putus dan
kasih sayang seorang abang kepada adiknya.
Lengkap banget kan? Selain
itu novel ini juga kocak banget karna adanya tokoh-tokoh dalam Rumah Lentera
yang buat aku tokoh itu sangat hidup banget. Dan baru kali ini aku nemu
peraturan di rumah Kost kalau IPK minimal 3,5. Yapps!! Kalau mau ngekost di
rumah Lentera kalian mesti bisa mendapatkan IPK 3,5 kalau nggak sampai maka
kalian mesti menterjemahkan 3 Jurnal Bahasa Perancis selama liburan semesteran.
Jujur aja Bahasa Perancis aku bisa di bilang levelnya anjlok sekali, nilainya
rendah banget di rapor Cuma dapat 7 koma sekian, wkwkwk.
Okay, aku nggak di sini nggak
mau menceritakan bagaimana cerita novel Rumah Lentera ini. Kenapa? Karena
menurut aku enaknya baca sendiri aja biar lebih nyaman. Aku Cuma kasi sinopsis
novelnya aja yah biar nggak penasaran. Sinopsis:
Ketika
pertengkaran demi pertengkaran dengan sang kakak semakin sering mewarnai
hari-harinya, Vien menyerah. Ia butuh ruang. Ia tak mau terus-menerus
disalahkan dan dianggap anak kurang ajar, apalagi kalau sampai Ega, pacarnya,
dibawa-bawa. Tahu apa kakaknya soal Ega? Karena tak ingin selalu disalahkan dan
dihakimi, Vien pun memutuskan pergi.
Namun semua
berubah ketika Vien menemukan Rumah Lentera serta para penghuninya yang unik.
Di rumah itu ia tak menyangka akan menemukan arti keluarga, persahabatan, dan
kepedulian sesungguhnya. Bahkan setelah tinggal di sana, untuk pertama kalinya
Vien tidak menyontek saat ujian, mematuhi jam malam, dan... bertemu lagi dengan
Edry, cinta pertamanya di SMA!
Sayangnya,
hari-hari bahagia Vien di Rumah Lentera tidak lama. Ia harus kembali dan
menghadapi kenyataan yang selama ini dihindarinya. Ia harus menghadapi
keluarganya, sahabatnya, Ega, dan tentu saja... Edry.
Oke
itu dia sinopsisnya. Dan ada beberapa kata yang buat aku bagus banget dan
menjadi favorite aku dari buku ini, yaitu :
·
Kalo kamu belum bisa menerangi orang lain, terangilah dirimu
sendiri dulu. Supaya kamu bisa melihat jalan yang benar untuk dilalui.
·
“Gue tau banyak orang yang nggak pengin diliat saat nangis.
Mungkin itu saat-saat mereka terlihat sangat terpuruk. Mereka tidak ingin
dilihat dalam keadaan seperti itu. Masuk akal juga sih. Karena kita memang
selalu ingin diliat orang lain dalam keadaan terbaik. Tapi apa yang salah sih
dengan nangis? Nangis itu kan manusiawi. Saat pertahanan diri kita yang putus
asa. Tetapi sebagai pelampiasan kekecewaan, sebelum akhirnya kita bangkit
kembali untuk meraih keadaan yang lebih baik.” Nah kalimat sepanjang itu adalah
perkataan Edry saat melihat Vien yang sedang menangis. Bagus bangeet kaaan?
Aku kasi novel ini 8 karna aku
suka banget sama temanya yang nggak biasa dan tidak monoton hanya tentang
cinta! Dan pesan moralnya dapet banget!! Kagum banget sama mbak Neni!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar