Karena semua
orang hidup dalam penantian.
Unforgettable adalah karya ke 5 Winna
Efendi dan novel ke 4 yang aku baca. Tinggal 1 novel karya mbak Winna lagi yang
belum aku baca yaitu Unbelievable!! Sebelumnya aku mau bilang kalau aku
sukaaaaaaaaaaaaa banget sama karya-karya mbak Winna yang udah aku baca yaitu
Refrain, Ai, dan Remember When. Akan tetapi aku amat sangat kecewa dengan novel
Unfergettable. Karna pas awal-awal bacanya aku udah mulai bosan, dan nggg...
endingnya sumpah kecewa berat!! Kenapa endingnya begitu? Hiksss T_T
Tapi rasa kecewaku terobati sedikit karna
begitu banyak kata-kata yang amat sangat indah yang sayang untuk di lewati saja
tanpa di publikasikan alias aku catat. Yah, ini yang aku suka dari mbak Winna
yaitu penulisannya yang menurut aku bagus banget.
Aku kasi beberapa kata-kata favorite yang
aku dapat dari novel ini yah:
·
Banyak orang yang
berharap dapat memutar kembali waktu karena penyesalan. Sampai hanya itu yang
tertinggal di benak mereka. Sampai penyesalan mengerogoti jiwa mereka, sampai
lama-kelamaan mereka mati bersamanya. Penyesalan, sama seperti hidup, sama
seperti kenangan.
·
Karna
kesempurnaan adalah semu.
·
Rumah adalah
tempat yang didatangi, untuk kembali, ditinggalkan.
·
Namun, pada
dasarnya, kehidupan nyata dan keinginan adalah dua hal yang sungguh berbeda.
·
Satu-satunya hal
yang pasti dalam dunia ini adalah perubahan.
·
Kita tidak akan
pernah benar-benar berhenti mencintai seseorang. Kita hanya belajar untuk hidup
tanpa mereka.
·
Cinta itu butuh
keberanian. Jika kau rasakan, peganglah. Peganglah erat-erat karena ia belum
tentu akan kembali lagi.
Nah itu dia beberapa kata favorite yang aku dapatkan, dan untuk
memperjelas cerita aku kasi sinopsisnya aja.
Ini adalah satu kisah dari sang waktu
tentang mereka yang menunggu. Cerita seorang perempuan yang bersembunyi di
balik halaman buku dan seorang lelaki yang siluetnya membentuk mimpi di liku
tidur sang perempuan.
Ditemani krat-krat berisi botol vintage
wine yang berdebu, aroma rasa yang menguar dari cairan anggur di dalam gelas,
derit kayu di rumah usang, dan lembar kenangan akan masa kecil di dalam
ingatan.
Pertemuan pertama telah menyeret keduanya
masuk ke pusaran yang tak bisa dikendalikan. Menggugah sesuatu yang telah lama
terkubur oleh waktu di dalam diri perempuan itu. Membuat ia kehilangan semua
kata yang ia tahu untuk mendefinisikan dan hanya menjelma satu nama: lelaki
itu.
Sekali lagi, ini adalah sepotong kisah
dari sang waktu tentang menunggu. Kisah mereka yang pernah hidup dalam penantian
dan kemudian bertemu cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar